Kisah Batu Belimbing, Teladan Persahabatan Melayu dan Tionghoa
Pulau Bangka, menyebut nama daerah ini tentunya langsung terbayang gugusan pantai dengan pasir putih nan indah membentang. Selain itu banyaknya bebatuan granit dengan bentuk beragam yang mengelilingi pantai menambah panoramanya tersendiri.Salah satu bebatuan yang menjadi ikon dari Pulau Bangka terdapat di Toboali, Bangka Selatan. Bernama Batu Belimbing, benda ini tidak hanya berbentuk unik tetapi juga memiliki kisah legendanya tersendiri.batu besar ini terikat dengan kisah dua orang pahlawan desa yang meninggal dan disemayamkan di lokasi tersebut. Dua sahabat itu bernama Bang Belim yang berasal dari Melayu dan Ko Abing dari Suku Tionghoa.
Diceritakan, mereka berdua merupakan dua sahabat sejak kecil. Mereka tumbuh layaknya saudara dan selalu menghabiskan waktu dengan menikmati matahari terbenam.Namun pada suatu ketika, datanglah sebuah penyakit yang mendera desa mereka. Semua ramuan obat yang digunakan tidak mempan melawan wabah ini.Banyak warga yang akhirnya berjatuhan sakit hingga meninggal. Korban jiwa berasal dari semua kalangan baik orang dewasa hingga anak-anak.Saat keadaan sudah sangat buruk, Bang Belim dan Ko Abing mendapat sebuah mimpi bahwa ada seorang tabib dari seberang lautan yang bisa menyembuhkan penyakit. Pergilah kedua pria ini untuk menemui tabib itu supaya warga di desanya bisa diselamatkan.Setelah berlayar sehari penuh, kedua pria ini berhasil menemui tabib sakti itu. Tabib itu kemudian memberikan semacam obat berbentuk buah yang unik. Buah itu memiliki bentuk bergurat-gurat, harum dan jika dilihat dari atas tampak seperti bentuk bintang.Setelah mendapat izin dari tabib, mereka berdua kemudian membawa sebanyak-banyaknya buah sakti tersebut. Pasalnya satu butir buah hanya bisa menyembuhkan satu orang saja.Sekembalinya mereka berdua ke desa, Bang Belim dan Ko Abing segera membagikan buah sakti itu kepada para warga. Ajaib, setelah warga memakan buah itu penyakit yang mereka derita langsung lenyap.
Akhirnya buah yang tersisa tinggal dua, pas untuk Bang Belim dan Ko Abing. Namun ternyata masih terdapat warga yang belum mendapatkan dua buah itu.Keduanya kemudian merelakan buah sakti itu kepada warga yang merupakan ibu dan anak. Kedua sahabat sejati ini kemudian tidak tertolong dan wafat pada keesokan harinya dengan iringan tangis warga.Sebelum wafat, kedua sahabat ini berwasiat agar dimakamkan bersama di tempat mereka biasa menghabiskan waktu memandang matahari terbenam. Warga kampung akhirnya memenuhi permintaan tersebut.Tujuh hari setelah meninggalnya dua sahabat ini, tiba-tiba muncul sebuah batu raksasa di pemakaman Bang Belim dan Ko Abing. Ajaibnya, batu raksasa itu menyerupai buah sakti yang menyembuhkan wabah penyakit di desa itu.Warga kemudian menamai batu raksasa ini dengan nama belimbing mengambil dari dua sahabat itu. Hingga kini batu besar itu selalu berdampingan menyaksikan matahari tenggelam layaknya dua sahabat itu.

Komentar
Posting Komentar